Jumat, 12 Desember 2008

PUBLIC TEACHING BUDDHIS 2 HARI
“KEMATIAN DAN KETIDAKKEKALAN DALAM HUBUNGAN DENGAN BERLINDUNG”
Appreciating Life and Preparing for Death
Oleh Dagpo Rinpoche

Dharma Center Serlingpa mengundang umat Buddha sekalian untuk menghadiri public teaching selama 2 hari di
Lion Tower Lt. 11
Jl. Gadjah Mada No. 7
Jakarta Pusat

3 – 4 Januari 2009
Sesi 1 pukul 09.30 – 12.00
Sesi 2 pukul 14.00 – selesai

Untuk Info: Grace (08889143319), Wieneke (081905284560),
Joni (081315116602). Ambang Purnomo (0818195210),
Ardhy (08159116272)

Sekilas tentang Dagpo Rinpoche
Dagpo Rinpoche, lahir pada tahun 1932 di Tibet. Pada usia 6 tahun Beliau telah tinggal di vihara Bamcho di distrik Dagpo. Di sini beliau belajar membaca, menulis, ritual, Sutra serta Tantra. Pada umur 13 tahun beliau pergi ke vihara Dagpo Shedrup Ling untuk mempelajari 5 naskah utama tentang filsafat.Pelajaran di perguruan ini sangat tinggi tingkatnya, baik mengenai 5 Naskah Utama (Logika, Paramita, Madhyamika, Abhidharma, Vinaya) maupun mengenai Tantra, namun perhatian khusus diberikan pada pelajaran Lamrim. Tahun 1960, Dagpo Rinpoche diundang ke Perancis. Beliau mengajar bahasa Tibet dan sejarah agama Buddha di Universitas Sorbonne di Paris. Beliau mengerjakan riset dan aktif mengambil peranan penulisan sejumlah buku tentang Tibet dan Buddhisme. Pada usia 27 tahun, Beliau mendapat beasiswa dari yayasan Rockefeller untuk membantu para cendekiawan Perancis meriset budaya dan agama Tibet. Tahun 1978 Beliau mendirikan Ganden Ling Institute di Paris untuk memberikan ajaran agama Buddha, doa dan meditasi. Beliau di Perancis ini dikenal sebagai salah satu dari Guru Buddhisme yang paling dihormati untuk pelajaran Lamrim atau Tahapan Jalan Menuju Pencerahan. Dagpo Rinpoche sering mengadakan perjalanan untuk memberikan ceramah dan pelajaran umum di pusat dharma di Indonesia, Eropa, Malaysia, India dan negara lainnya.

Sekilas tentang tema public teaching kali ini.Sang Buddha mengajarkan bahwa penderitaan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Salah satu bentuk penderitaan akibat ketidakkekalan yang paling nyata adalah kematian. Kematian pasti akan menghampiri kita semua pada waktu yang tidak terduga. Pada saat kematian merenggut nyawa, kita akan terseret dalam arus kelahiran kembali sesuai dengan karma kita. Perbuatan baik dan buruk kita akan berbuah pada kelahiran berikutnya. Perbuatan buruk yang kita lakukan selama masa hidup akan menyeret kita ke alam rendah, sedangkan perbuatan bajik akan membawa kita pada kehidupan di alam yang lebih tinggi. Sementara arus karma menarik kita begitu kuat kepada kelahiran kembali, makna Berlindung kepada Buddha, Dharma dan Sangha menjadi sangat penting. Berlindung adalah gerbang mulia ajaran Sang Buddha, dengan memahami dengan benar sebab-sebab Berlindung, objek berlindung dan keyakinan kepada Triratna akan menghancurkan karma hitam dan menghindarkan kita dari kelahiran kembali di alam rendah.